Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen 
berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga 
ditemukan berbagai jenis semen.
- Semen Portland
- Water proofed cement
- Semen Putih
- High Alumina Cement
- Semen Anti Bakteri
- Oil Well Cement (OWC)
- Semen Campur
SEMENT PORTLAND (OPC)
Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.
Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran
2. Tipe II (Moderate sulfat resistance)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang.
 Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen 
Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, 
maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak 
terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”.
 Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan 
seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya 
kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan
 utama.
3. Tipe III (High Early Strength)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr
 dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan 
semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan 
yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3
 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya 
menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.
 Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) 
yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, 
lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan 
selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak 
terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking 
(retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga 
sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I
5  Tipe V (Sulfat Resistance Cement)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
 Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang 
tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air 
laut, daerah tambang, air payau dsb